Untung Ada Menpora


Ketika memberikan laporan kepada Presiden saat upacara pelepasan kontingen Gerakan Pramuka ke Jambore Kepramukaan Sedunia ke-22 di Swedia, Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Kak Azrul Azwar menyinggung rencana penyelenggaraan “Indonesian Day” di arena jambore itu. “Sebenarnya kami mengharapkan kalau Menpora, Kak Andi Mallarangeng, dapat menjadi tuan rumah dalam acara itu,” ujar Kak Azrul kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka di halaman tengah Istana Negara, Jakarta, 22 Juli lalu.
Ternyata harapan Kak Azrul itu dipenuhi oleh Kepala Negara. Presiden yang juga merupakan Pramuka Utama di Indonesia memberikan izin kepada Menpora untuk mengunjungi Jambore Kepramukaan Sedunia ke-22 di Rinkaby, Swedia, dan sekaligus menjadi tuan rumah “Indonesian Day”. Kak Andi, panggilan akrab Menpora di kalangan Pramuka, tentu saja bersedia.
Kak Andi bahkan tak ragu dan sungkan harus berhujan-hujanan saat menghadiri pembukaan acara akbar empat tahun sekali itu. Semangat Kak Andi itu langsung menular ke seluruh peserta, yang juga semakin bersemangat didukung penuh oleh seorang menteri. Dan memang, seperti kata seorang Pembina Pramuka, untung ada Menpora.
Ketika sejumlah pengurus Kwarnas berkunjung ke arena jambore itu, di depan gerbang pintu masuk, beberapa di antaranya bertanya-tanya, “Di mana ya, tenda kontingen Indonesia?”.  Biasanya, keberadaan tenda kontingen suatu negara dapat langsung dilihat dari kibaran bendera negara bersangkutan. Di sana banyak sekali bendera negara-negara peserta yang datang dari lebih 150 negara. Umumnya, bendera yang dikibarkan adalah yang berukuran besar, sehingga mudah terlihat dari jauh.
Kontingen Gerakan Pramuka sendiri juga mengibarkan bendera Merah Putih, namun ukurannya hanya sedang saja. Agak sukar terlihat dari kejauhan. Untung ada Menpora. Kak Andi segera meminta bantuan Kedutaan Besar RI di Kopenhagen, Denmark, untuk meminjamkan bendera Merah Putih yang berukuran besar. Walaupun jambore itu diadakan di Swedia, namun jaraknya lebih dekat ke Kopenhagen, ibu kota Denmark, dibandingkan ke Stockholm, ibu kota Swedia. Karena itu, Kak Andi meminta pinjaman bendera Merah Putih ke KBRI di Denmark.
Segera setelah bendera Merah Putih yang berukuran besar itu tiba, dikibarkanlah bendera tersebut. Jadilah bendera kebanggaan bangsa dan negara Indonesia tersebut kini berkibar sama megah dan besarnya dengan bendera dari negara-negara lain, dan juga lebih mudah dilihat dari kejauhan. (Berthold DH Sinaulan, Andalan Nasional Gerakan Pramuka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar