Jurnal Jambore Dunia 2011: Menpora yang Tak Sungkan Berhujan-hujanan


ambore Kepramukaan Sedunia ke-22 yang diselenggarakan di Rinkaby, Kristianstad, Swedia, dari 27 Juli sampai 8 Agustus 2011, dibuka secara resmi pada malam hari 28 Juli 2011 waktu setempat. Sejak siang hari hujan rintik berganti deras berganti rintik lagi, silih berganti. Meski demikian, semangat 39.000 peserta yang datang dari lebih 150 negara itu, seolah tak bisa diadang oleh air hujan. Semuanya tetap berkegiatan, termasuk 192 peserta dari Gerakan Pramuka Indonesia.
Pada siang hari 28 Juli itu, Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Kak Azrul Azwar, bersama  rombongan yang antara lain diikuti juga oleh empat Wakil Ketua Kwarnas, Kak Eris Herryanto, Kak Kodrat Pramudho, Kak Jana Anggadiredja, dan Kak Irid Agoes, telah menyempatkan diri mengunjungi arena jambore. Sekaligus mendatangi tenda-tenda peserta dari Indonesia.
Petang harinya, sekitar pukul 18.00 waktu setempat, datang pula Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang di lingkungan Gerakan Pramuka akrab disapa dengan Kak Andi Mallarangeng. Kak Andi memang mendapat izin khusus dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Majelis Pembimbing Nasional (Mabinas) Gerakan Pramuka, untuk hadir dan memberi dukungan kepada para peserta dari Indonesia. Selain dalam kapasitas sebagai Menpora, Kak Andi juga merupakan anggota Mabinas Gerakan Pramuka.
Menpora dan Ketua Kwarnas bahkan sempat pula mengikuti acara pembukaan Jambore Kepramukaan Sedunia ke-22 itu yang dilaksanakan malam hari 28 Juli 2011 mulai pukul 21.00 WIB. Jangan bayangkan upacara pembukaan jambore berlangsung hikmat dan penuh aturan protokoler. Di Jambore Kepramukaan Sedunia, sebagaimana tradisi yang ada, pembukaan jambore berlangsung dalam suasana yang tak terlalu formal. Lebih dipentingkan kemeriahan dan kegembiraan para peserta.
Tampaknya Kak Andi juga larut dalam kegembiraan dan semangat kaum muda itu. Bahkan walaupun pembukaan jambore itu dilakukan pada malam hari yang sudah cukup dingin, Kak Andi tetap bersemangat. Bahkan ketika hujan deras kembali mengguyur arena jamboree, walaupun harus berhujan-hujanan, Kak Andi sama sekali tak merasa sungkan.

Semangat yang sama juga ditunjukkan para peserta jambore. Air hujan dan dinginnya angin malam, terkalahkan oleh semangat persaudaraan yang universal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar