Pramuka dan Relawan Bantu Temukan Pesawat Cessna


Purwakarta: Tim SAR gabungan menemukan satu mayat di kokpit pesawat Cessna 172 PK milik PT Nusa Flying International Jakarta yang jatuh di kawah Burung Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat AKBP Martinus Sitompul, Senin (28/11) malam menuturkan, bangkai pesawat Cessna 172 PK ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB oleh warga Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Majalengka. "Dua penumpang lainnya belum ditemukan," terang Martinus.  
Sebelumnya, Koordinator tim SAR Pramuka Purwakarta Wibisono mengatakan pencarian terus dilakukan oleh SAR Pramuka dan relawan yang datang dari berbagai daerah di Jawa Barat. Mereka menyisir lembah-lembah hutan di sekitar Wanayasa. "SAR Pramuka bergerak ke wilayah Wanayasa mulai dari daerah Cipulus, seterusnya ke Burangrang," tutur Wibisono. 
Sedangkan relawan menyusuri lembah-lembah Burangrang mulai dari daerah Cipancar. "Para relawan datang dari berbagai daerah di Jawa Barat," katanya. 
Wibisono mengaku bingung dengan kedatangan para relawan yang jumlahnya tidak sedikit itu. "Mereka harus diberi makan, sedangkan persediaan yang ada di posko sudah menipis," kata Wibisono. 
Pesawat milik sekolah penerbangan Nusa Flying International itu hilang kontak dalam penerbangan dari Lapangan udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menuju Bandar Udara Cakrabuana, Cirebon, Jawa Barat, 16 Nopember lalu. Sinyal pesawat sempat terdetekasi di kawasan Gunung Burangrang. Namun, pencarian tak membuahkan hasil. Pesawat dipiloti Kapten Pilot Partogi Sianipar, dan dua muridnya, Agung Febrian serta Muhammad Fikri. (sumber:metrotvnews.com)


Pramuka dan Relawan Terus Cari Cessna


Purwakarta, Warta Kota
TIM SAR Parmuka dan relawan hingga Sabtu (26/11) terus melakukan pencarian pesawat cessna bersama tiga awaknya yang hilang beberapa hari lalu di gunung Burangrang Kabupaten Purwakarta, Jabar.
"Pencarian terus dilakukan oleh SAR Pramuka dan relawan yang datang dari berbagai daerah di Jabar," ujar Koordinator tim SAR Pramuka Purwakarta, Wibisono, Sabtu.
Pencarian pesawat cessna C172-PK NIP berawak tiga orang (Partigo Siahaan, Muhammad Fikriansyah dan Agung Febrian), dilakukan di gunung Burangrang dan hutan-hutan di sekitarnya.
Tim SAR Pramuka Purwakarta, melakukan penyisiran lembah-lembah hutan di sekitar Wanayasa.
"SAR Pramuka, bergerak ke wilayah Wanayasa mulai dari daerah Cipulus, seterusnya ke Burangrang," tutur Wibisono.
Sedangkan relawan menyusuri lembah-lembah Burangrang mulai dari daerah Cipancar.
"Para relawan datang dari berbagai daerah di Jabar," katanya.
Wibisono mengaku bingung dengan kedatangan para relawan yang jumlahnya tidak sedikit itu.
"Mereka harus diberi makan, sedangkan persediaan yang ada di Posko sudah menipis," ucapnya seperti dikutipAntara.



Lomba Tingkat III Pramuka Penggalang di Pangandaran,Dibuka Wakil Bupati Ciamis


Sebanyak 1500 siswa dari 36 Kwaran se Kabupaten Ciamis saat ini (28/11) sedang mengikuti Lomba Tingkat III Regu Pramuka Penggalang di Bumi Perkemahan Pamugaran Pangandaran.

Lomba Tingkat III Regu Pramuka Penggalang yang akan berlangsung selama tiga hari dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Ciamis IIng Syam Arifin tadi Pagi, Dalam sambutannya Wakil Bupati mengatakan bahwa dalam kegiatan itu, merupakan salah satu kegiatan yang berbentuk perlombaan, 

Masih dikatakan Iing "Lomba Tingkat III Regu Pramuka dilaksanakan atas landasan prinsip dasar dan metode kepramukaan dan digunakan untuk mengevaluasi serta meningkatkan kecakapan dan kemampuan para pramuka penggalang yang merupakan regu berprestasi tinggi pada Lomba Tingkat II Beberapa waktu yang lalu".

Pramuka Muslim Bersihkan Gereja Maranatha


Ambon - Ratusan peserta Perkemahan Wirakarya (PW) X Gerakan Pra­muka Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) se-Indonesia tahun 2011, melakukan karya bhakti membersihkan Gereja Maranatha-Ambon, Selasa (22/11).
Perwakilan peserta dari 51 PTAI yang mengikuti PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia ter­sebut terlihat berse­mangat selama hampir dua jam bekerja bersama-sama member­sihkan halaman Gereja Mara­natha.
Salah seorang pendamping pe­serta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia, Khairun Patty ke­pada Siwalima disela-sela karya bhakti tersebut, me­ngatakan, kegiatan yang dila­kukan di Gereja Maranatha ter­sebut, merupakan bhakti sosial pertama yang dilaku­kan para peserta setelah event dua tahun­an tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nazaruddin Umar di Bumi Perkemahan Al-Mulk, Kom­pleks Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Senin (21/11).
“Karya bhakti dipusatkan di dua sarana ibadah, yaitu Gereja Mara­natha dan Masjid Alfatah karena menjadi simbol simbol kerukunan antarumat beragama di Kota Ambon dan Provinsi Maluku,” kata Khairun Patty yang juga dosen pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pare-Pare, Sulawesi Selatan ini.
Menurutnya, kegiatan tersebut selain sebagai salah satu program yang dilaksanakan selama PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia berlangsung, juga dimaksudkan untuk menjalin kebersamaan dan persaudaraan antara mahasiswa dari berbagai PTAI di Indonesia dengan masyarakat setempat.
“Kami juga ingin mengajak para peserta dari berbagai daerah untuk memaknai kebersamaan, toleransi dan persaudaraan antarumat ber­aga­ma yang tercipta di Ambon dan Maluku serta menjadi salah satu contoh kerukunan di tanah air,” katanya.
Selain karya bhakti di Gereja Mara­natha dan Masjid Alfatah, ratusan peserta juga melakukan pembersihan sarana dan jaringan air bersih di kawasan Kahena dan Air Besar, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon serta penyuluhan tentang kesehatan masyarakat di sejumlah lokasi.
Agen Perdamaian
Salah satu peserta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia, Satria Wilopo dari STAIN Purwokerto mengaku sangat senang bisa meng­ikuti karya tersebut. “Karya bhakti seperti ini sangat luar biasa karena kita bukan saja member­sihkan masjid, namun juga gereja. Melalui kegiatan seperti ini kita bisa amalkan Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka,” ungkap Satria kepada Siwa­lima disela-sela karya bhakti tersebut.
Satria mengatakan, saat dirinya bersama-sama rekan-rekannya dari STAIN Purwokerto mempersiapkan diri mengikuti PW X Gerakan Pra­muka PTAI se-Indonesia ternyata sempat terpengaruh oleh berita-be­rita tentang situasi dan kondisi ke­amanan sebagaimana yang diberi­ta­kan di media-media televisi nasional.
“Namun sejak kita tiba di Ambon, Sabtu (19/11) lalu, ternyata kehi­dupan warga Kota Ambon berbeda dengan pemberitaan-pemberitaan di televisi. Semula kita takut, namun setelah tiba ternyata tidak seheboh yang ada di televisi,” katanya.
Satria juga mengatakan, dirinya bersama-sama dengan 17 rekannya dari STAIN Purwokerto ingin sekali mengunjungi Pantai Namalatu yang terletak di Desa Latuhalat, Keca­matan Nusaniwe, Kota Ambon. “Sebelum kita berangkat ke Ambon kita sudah cari informasi melalui internet menya­ngkut pantai-pantai di Ambon yang indah dan kita tertarik untuk mengun­jungi Pantai Namalatu,” katanya.
Senada dengan Satria, peserta lainnya, Umi Fitriana dari IAIN Raden Intan Bandar Lampung juga mengaku senang bisa terlibat dalam karya bhakti bersama-sama peserta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia mem­bersihkan Gereja Maranatha.
“Saya maupun rekan-rekan saya dari IAIN Raden Intan Bandar Lampung  sangat senang bisa meng­ikuti karya bhakti. Ini menunjukkan ada ikatan solidaritas yang tinggi diantara kebhinekaan warga Indonesia,” ungkap Umi kepada Siwalima disela-sela karya bhakti tersebut.
Dikatakan, sebelum berangkat ke Ambon memang ada rasa takut apalagi pemberitaan menyangkut situasi dan kondisi keamanan Kota Ambon di media-media televisi sangat menakutkan. “Namun setelah tiba di Ambon ternyata sangat berbeda. Kita bah­kan sempat jalan-jalan ke pasar membeli perlengkapan dan kebutu­han per­kemahan dan ternyata masyarakat Ambon sangat ramah,” katanya.
Satria Wilopo dan Umi Fitriana ju­ga berjanji setelah kembali ke daerah asalnya masing-masing akan meng­kampanyekan Kota Ambon yang te­lah aman dan damai. “Setelah pulang nanti kita bisa langsung jelaskan situasi dan kon­disi keamanan di Kota Ambon yang sebenarnya,” kata Umi sembari menambahkan diri­nya ber­sama rekan-rekannya sangat tertarik untuk mengunjungi Pantai Nat­sepa sebelum kembali ke Lampung.
Khitanan Massal
Peserta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia juga menggelar aksi sosial khitanan massal di Puskesmas Air Besar (Arbes), Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Selasa (22/11).
“Tadi sebenanya  ada 70 anak yang mendaftar namun kita sudah lakukan khitanan terhadap 30 anak,” kelas Kepala Puskesmas Arbes, Yusda Tuharea kepada Siwalima disela-sela kegiatan tersebut.
Dijelaskannya, kegiatan khitanan massal tersebut akan dilakukan selama dua hari berturut-turut.
Sementara itu, salah satu Panitia Seksi Acara PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia, Taufik Talib yang ditemui di lokasi khitanan massal turut membenarkan bahwa antusiasme masyarakat sangat banyak sehingga ada juga yang dari luar daerah Arbes.
“Memang sasaran kegiatannya untuk warga kawasan Arbes, tetapi memang ada juga warga yang berasal dari luar Arbes juga yang datang mendaftar,” katanya.
Ia menambahkan, untuk menunjang pelaksanakan kegiatan khitanan massal tersebut, pihaknya turut melibatkan puluhan peserta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia.
PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia yang akan berlangsung hingga 30 November tersebut diikuti 2.000 peserta dari 51 PTAI se-Indonesia serta 29 perguruan tinggi non Islam, perwakilan Kwartir Cabang (Kwar­cab) se-Maluku serta sejumlah Gugus Depan (Gudep) di Pulau Ambon.
Perkemahan yang pertama kali digelar tahun 1990 oleh IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan nama KKN (Kemah Kerja Nyata) dan akhirnya menjadi agenda dua tahunan itu, juga dihadiri Rektor PTAI dari seluruh Indonesia. (S-35)



Wagub Jabar Apresiasi Kabupaten Indramayu Majukan Pramuka



Wagub Jabar, Dede Yusuf selaku Ketua Kwarda Pramuka Jabar memberikan apresiasi kepada Kabupate n Indramayu dalam memajukan Pramuka. Hal tersebut, ditegaskan Dede Yusuf dalam acara pelantikan Ketua dan anggota Majelis Pembimbing Daerah serta Pengurus Kwartis Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Indramayu masa bakti 2011-2016, bertempat di ruang balai kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu (29/11).


Dede Yusuf, dalam acara tersebut mengungkapkan Kesungguhan pemerintah kabupaten Indramayu juga diwujudkan dengan dibangunnya area Bumi Perkemahan Pramuka terletak di pinggir kawasan Situ Kosambi Loyang seluas 5 hektar.



Dari sisi  tempat  pelaksanaan pelantikan, juga patut diapreasi karena berada di sebuah desa Loyang Kecamatan Cikedung berada di area di tengah-tengah diantara hutan Jati, meskipun demikian antusias 1500 anggota Pramuka menyaksikan kegiatan pelantikan ini.



Dede Yusuf, menambahkan dilihat dari sisi keberadaan pengurus Pramuka seperti posisi sebagai Mabicab dan pengurus Kwarcab menempati peran kunci, sebagai motor penggerak Gerakan Pramuka di Kabupaten, karena “Pramuka wahana membangun watak karakter Bangsa".



Melalui pembentukkan pengurus Pramuka tersebut diharapkan adanya komitmen sinergitas dan dukungan dari seluruh pengurus dan anggota Gerakan Pramuka Kabupaten Indramayu, untuk bersama-sama memberdayakan gerakan Pramuka sesuai dengan visi Gerakan Pramuka sebagai ”Wadah Pilihan Utama dan Solusi Handal Kaum Muda".



Gerakan Pramuka pada hakikatnya adalah wadah pembinaan bagi generasi muda guna mengekspresikan potensi dan energinya melalui saluran kegiatan yang bermanfaat, baik bagi kehidupannya masa kini maupun di masa depan.



Sejalan dengan Gerakan Pramuka jawa Barat beserta pemerintah daerah dan stakeholder sedang bekerja keras untuk menyukseskan Revitalisasi Gerakan Pramuka di Jawa Barat, yang sepenuhnya ditujukan untuk menjamin terbentuknya watak, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda.



Pengembangan gerakan Pramuka, ujar Dede Yusuf juga diharapkan dapat dilakukan secara berkesinambungan, bukanlah pekerjaan yang mudah dan sederhana tidak dapat diikat dengan rentang waktu yang pendek, perlu dukungan konsistensi, kesepahaman dan kesinambungan program dan kegiatan, disertai harmonisasi dan hubungan sinergis antar Kwartir Daerah, Cabang, Ranting dan Gugus Depan sebagai ujung tombak pengembangan gerakan pramuka di daerah. (Nur)


Menhut minta Pramuka pahami ancaman sektor kehutanan




Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kehutanan (Menhut), Zulkifli Hasan,
Meminta Saka Wana Bakti (pramuka di lingkungan kementerian kehutanan) memahami ancaman dan tantangan kehutanan karena laju kerusakan hutan masih tinggi.

"Kita berharap pramuka di lingkungan kementerian kehutanan (Kemenhut) mampu menyusun program pembinaan generasi muda yang makin peduli pada masalah kehutanan," kata Menhut saat pelantikan pengurus pimpinan saka wana bakti tingkat nasional masa bakti 2011-2013 di Jakarta, Selasa.

Menteri mengingatkan bahwa kementerian kini sedang meningkatkan keberhasilan beberapa program, seperti gerakan menanam, di samping pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Dikatakan, menanam adalah menu wajib para rimbawan, termasuk pramuka di lingkungan kementerian kehutanan. Menu wajib ini yang harus terus ditularkan kepada segenap komponen bangsa dan menjadi menu utama pendidikan generasi muda dalam kegiatan kepramukaan, katanya.

Pemerintah melalui kementerian kehutanan kin juga sedang berpacu menanggulangi deforestasi dan degradasi hutan yang belum sepenuhnya bisa diminimalisir. "Laju kerusakan hutan Indonesia yang cukup tinggi tercatat sekitar 700.000 hektare per tahun."

Pada kesempatan itu, Menhut mengahjak seluruh unsur kepramukaan di lingkungan kementerian kehutanan untuk berpartisipasi dalam kegiatan hari menanam pohon Indonesia.

"Keikutsertaan pramuka dalam kegiatan ini sangat penting sebagai wahana pendidikan untuk menumbuhkembangkan minat dan kepedulian generasi muda terhadap fungsi dan manfaat lingkungan bagi kesejahteraan rakyat," katanya.
(T.A027/B012)

Editor: Ruslan Burhani