Ramadhan Pertama di Jambore Dunia Ke-22 Swedia


“Aa, kalau tidak kuat puasa, jangan memaksakan diri ya” Tulis seorang Ibu dalam pesan singkat yang dikirim lewat SMS. Tak lama jawaban pun bersambut. “Insya allah aa puasa bu, doain aja aa kuat” Si Ibu terharu tapi sekaligus bangga dengan jawaban putranya yang dikirim dari Rinkaby Swedia tempat dimana Jambore Pramuka sedunia dilenggarakan. Si Ibu tadinya agak gelisah mendengar kabar bahwa kegiatan Jambore demikian padat dan waktu siang lebih panjang dibandingkan siang di tanah air. Konon menurut kabar yang diterima si ibu waktu subuh di Rinkaby jam 5 pagi dan magrib jam 10 malam.
Semangat keislaman dan semangat kepramukaan adalah universal. Dan ketika semagat itu telah mendarah daging, maka badai, hujan, panas, termasuk rasa lapar dan dahaga bukanlah perintang berarti untuk suatu tujuan mulia yang hendak dicapai.
Mendapat keridloan Allah SWT adalah impian manis bagi muslim; siapapun, dimanapun, kapanpun, dalan keadaan bagaimanapun. Tak peduli tua atau muda. Tak peduli kaya atau miskin. Tak peduli pejabat atau rakyat jelata. Siapun berhak tanpa kecuali. Pertaruhannya hanyalah masalah ketaqwaan. Sebagaimana Firman Allah: "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik, (QS: Al Hajj: 22:37).
Demikian halnya dengan para pramuka penggalang muslim yang saat ini tengah ber-Jambore di Bumi Rinkaby Swedia. Panjang siang tidaklah jadi perintang. Seperti kata Ghanem Al-Kawari dari Qatar berkata, "ada perbedaan dalam waktu di sini, hari puasa begitu lama, tapi untuk sesuatu yang baik - insya Allah - kita telah mempersiapkan membawa bekal beberapa makanan Ramadhan yang biasa kami santap. ....”
Padatnya acara juga tidaklah menjadi masalah. Dengan penuh semangat Huzaifah Ibrahim dari Mesir mengatakan:"Saya ingin puasa selama berada di kamp, ??bahkan jika kegiatan berlangsung cukup keras." Alhamdulillah.
Berpuasa adalah upaya pengendalian diri yang utuh. Setiap orang yang berpuasa, memiliki kesadaran penuh bahwa dirinya dengan sengaja meninggalkan makanan dan minuman, menyongsong rasa lapar dan haus, menanggung pedihnya menjadi fakir, meninggalkan segala kesenangan yang haram. Pilihan ini ditempuh demi menghamba kepada Allah dengan tulus, pasrah, tanpa kompromi demi mencari keridloan Allah semata.
Banyak cara yang dipilih kaum muslimin dan muslimah untuk mengalihkan rasa pedih kefakiran saat menjalani ibadah puasa. Di Rinkaby, Saeed Al-Shahi, dari Kesultanan Oman punya cara sedehana yaitu dengan cara membayangkan saat berbuka bersama keluarga di Oman. Sambil tersenyum ia berkata: "Saya ingat betul saat kami duduk bersama, keluarga dan kerabat untuk berbuka bersama, itu adalah waktu yang sangat indah." Dan sekarang perasaan penuh keindahan tersebut ia pindahkan ke tengah keluarga baru; keluarga penggalang muslim sedunia di Bumi Rinkaby Swedia.
Selamat menjalankan ibadah shaum para pramuka penggalang muslim di Swedia. Semoga bertambah dan berlimpah berkah. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar