Irit demi Sekolah Anak


Yang sekolah saja belum tentu kerja, "gimana" kalau enggak sekolah? Makanya saya enggak mau anak saya sama kayak ibunya yang enggak tahu baca.

JAKARTA, KOMPAS.com — Melihat anak-anaknya mendapatkan pendidikan layak dan meraih gelar di jenjang pendidikan tinggi pasti menjadi impian setiap orangtua. Namun, tantangan semakin berat kala biaya hidup semakin tinggi, ditambah biaya pendidikan yang juga kian membubung. Hal itulah yang dirasakan Nuratikah, seorang ibu tiga anak yang sehari-hari mendapatkan penghasilan dari membuka toko kecil-kecilan di kawasan Jakarta Selatan.

"Yah saya sangat ingin agar anak saya juga bisa sekolah, sama seperti teman-temannya," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (26/7/2011).
Perempuan berusia 41 tahun ini berharap kelak anaknya yang baru saja menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Bina Insan Mandiri, Jakarta, bisa melanjutkan pendidikan ke universitas. Akan tetapi, diakuinya, persoalan biaya menjadi kendala untuk mengantarkan anaknya yang bercita-cita menjadi perawat mewujudkan impiannya.
Ia mengatakan, biaya pendidikan yang sangat tinggi juga membuatnya pusing untuk membiayai pendidikan dua anaknya yang bersekolah di tingkat SMP dan SD. Dengan pendapatan Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000 per bulan, ia akhirnya memilih untuk irit demi mencukupi biaya pendidikan anaknya yang mencapai Rp 800.000 per bulan.
"Dicukup-cukupin, buat sekolah anak," ujarnya.
Hal serupa dialami Sumina (54). Ia mengaku biaya pendidikan saat ini sangat mahal, tetapi ia juga berharap anaknya bisa menyecap pendidikan tinggi.
"Yang sekolah saja belum tentu kerja, gimana kalau enggak sekolah? Makanya saya enggak mau anak saya sama kayak ibunya yang enggak tahu baca," kata Suminah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar