Awal Ramadan 1432H Senin, 1 Agustus 2011


BANDUNG, (PRLM).- Muhammadiyah dan Persis menetapkan 1 Ramadan 1432H jatuh pada Senin, 1 Agustus 2011. Untuk 1 Syawal 1432H, Muhammadiyah menetapkan jatuh pada Selasa, 30 Agustus 2011. Sedangkan Persis menetapkan 1 Syawal 1432H jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011. Sementara Nahdlatul Ulama (NU) masih menunggu isbat yang dilakukan oleh pemerintah.
Demikian terungkap dalam "Talkshow Mengenal Metode Penentuan Awal Bulan Ramadan" yang diselenggarakan oleh Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) jurusan Ahwal Al-Syakkhshiyyah (Peradilan Agama. Hadir sebagai pembicara Lajnah Falakiyah PW NU Jabar Hendro Setyanto, Dewan Hisab dan Rukyat Persis M. Iqbal Santoso, Perwakilan dari Muhammadiyah Jabar Hj. Zulbaedah dan Dosen Fakultas Syariah Unisba TB Hadisutikna.
Pada kesempatan itu, Lajnah Falakiyah PW NU Jabar Hendro Setyanto mengatakan, NU menggunakan rukyat sebagai satu-satunya metode dalam penetapan awal bulan Hijriyah, khususnya Ramadan, Syawal, dan Dzulhijah. Adapun Hisab digunakan sebagai pendukung kegiatan Rukyat Hilal. "Sebagai penopang Rukyat, Hisab tidak memiliki otoritas menggantikan posisi Rukyat sebagai dasar masuknya awal bulan hijriyyah. Sehingga masuknya awal bulan, tetap menggunakan Rukyat Hilal," katanya.
Meski demikian, Hendro mengatakan, dalam menetapkan masuknya awal bulan Hijriyyah, terutama Ramadan, Syawal, dan Dzulhijah, NU menunggu isbat yang dilakukan oleh pemerintah. Karena NU berkeyakinan Isbat merupakan hak pemerintah. setelah adanya isbat pemerintah, maka NU baru mengeluarkan ikhbar kepada jamaah NU. "Hal ini dimaksudkan agar tidak membuat keresahan di tengah masyarakat jikalau terjadi perbedaan antara isbat pemerintah dengan ikhbar NU," tuturnya.
Sementara itu, Dewan Hisab dan Rukyat Persis M. Iqbal Santoso menuturkan, pihaknya telah mengeluarkan penetapan 1 Ramadhan 1432H jatuh pada 1 Agustus 2011. Hal tersebut berdasarkan ijtima awal Ramadhan pada Minggu, 31 Juli 2011, pukul 1.40 WIB (29 Sya'ban 1432H), saat Maghrib (Minggu malam Senin) tinggi hilal di seluruh Indonesia sudah ada di atas ufuk (antara +5 derajat s/d +8 derajat) dan memungkinkan untuk di rukyat, serta umur bulan 16-18 jam.
"Insya Allah seluruh ormas Islam Indonesia dan pemerintah tidak ada perbedaan," katanya. Untuk penetapan 1 Syawal 1432H, lanjut dia, berdasarkan perhitungan Persis, Selasa 30 Agustus 2011 adalah 30 Ramadhan 1432H. Sehingga 1 Syawal jatuh pada 31 Agustus 2011.
Hal tersebut berdasarkan ijtima awal Syawal yakni Senin, 29 Agustus 2011, pukul 10.04 wib (29 Ramadhan 1432H). Kemudian saat Maghrib (Senin malam Selasa) di Indonesia tinggi hilal antara -0,75 derajat s/d +02 derajat, umur bulan antara 6-8 jam, dan hilal tidak memungkinkan untuk di rukyat. Dengan demikian, kata Iqbal, bulan Ramadan digenapkan menjadi 30 hari (istikmal).
Sedangkan Perwakilan Muhammadiyah Jabar Hj. Zulbaedah menuturkan, metode mengetahui bulan Qamariah (hijriyyah) dengan menggunakan rukyat apabila posisi hilal, berdasarkan perhitungan, sudah berada pada ketinggian yang memungkinkan untuk diobservasi. Sementara istiqmal merupakan pengganti rukyat, tetapi dari segi substansinya adalah hisab dengan menggenapkan umum bulan yang sedang berlangsung 30 hari, apabila posisi hilal dalam perhitungan masih di bawah ufuk.
"Apabila hilal sudah di atas ufuk tapi tidak memungkinkan untuk dilihat, Muhammadiyah memakai hisab," tuturnya. Berdasarkan perhitungan, Muhamaddiyah telah mengeluarkan ketetapan bahwa 1 Ramadan jatuh pada 1 Agustus 2011. Hal tersebut berdasarkan ijtimak awal Ramadhan, Minggu 31 Juli 2011 pukul 01.41 WIB dengan tinggi hilal +6 derajat 49 menit 10 detik.
Sementara untuk 1 Syawal, Muhammadiyyah menetapkan jatuh pada 30 Agustus 2011. Hal tersebut berdasarkan ijtimak awal syawal, Senin 29 Agustus 2011 pukul 10.05 Wib, dengan tinggi hilal +1 derajat 49 menit 57 detik. (A-177/A-88)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar