Pramuka Tak Boleh Ketinggalan Zaman


Ketua Kwarda Bibit Waluyo, yang diwakili Asisten III, menyatakan zaman terus berubah, tetapi gerakan pramuka tidak boleh berubah. Gerakan pramuka dituntut selalu menumbuhkan jiwa nasionalisme dan semangat kebangsaan.

“Motto Satyaku Kudharmakan, Dharmaku Kubaktikan harus bisa meneguhkan nilai-nilai Pancasila secara riil dalam kehidupan sehari-hari. Saya berharap krisis jati diri, krisis ideologi, krisis karakter, dan krisis kepercayaan dapat kita musnahkan dari muka bumi,” tegasnya.

Sementara, Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Tengah, Prof Budi Prayitno mengatakan, tema peringatan hari jadi pramuka kali ini adalah Pramuka Penyelamat Generasi Muda. “Rasanya pengusungan tema ini tidak berlebihan, karena gerakan pramuka mempunyai tugas sebagai organisasi pendidikan luar sekolah untuk membentuk karakter kaum muda,” jelasnya, usai apel .

Budi juga mengatakan, apel besar ini semestinya dilakukan 14 Agustus lalu, namun karena bertepatan dengan bulan puasa, maka diundur.

Pada kesempatan itu dilakukan penyerahan tanda penghargaan Lencana Melati kepada Bupati Brebes, H Agung Widyantoro (selaku Ketua Mabicab Brebes) dan Bupati Demak, H Tafta Zani. Kemudian penghargaan Lencana Dharma Bakti kepada Bupati Banyumas Mardjoko, Bupati Pemalang H Junaedi, dan Bupati Sukoharjo H Wardoyo Wijaya.

Sementara Lencana Panca Warsa dianugerahkan kepada Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo, Pembina Pramuka Undip Prof Dwi Sunarti, dan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman.

Suasana apel bertambah meriah dengan atraksi seni dan ketrampilan yang disuguhkan 700 anggota Pramuka Penggalang se-Jawa Tengah.

Pada kesempatan itu, Museum Rekor Indonesia (Muri) menyerahkan piagam pemecahan rekor Muri kepada Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua Mabida dan Ketua Kwarda Gerakan Pramuka atas prestasi menyelenggarakan Lomba Estafet Tunas Kelapa. 

 (Sumber Berita : http://sindikasi.inilah.com & pramuka.or.id)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar